Jumat, 23 Oktober 2015

Mimpi Syech Abu Hasan tentang kitab Ihya Ulumuddin

Mimpi Syech Abu Hasan tentang kitab Ihya Ulumuddin





Syaikh Abu Hasan bin Hizrim al-Mughrabi ~ menelaah dan mempelajari kitab Ihya Ulumuddin karya hujjatul Islam,~Imam Ghazali dihadapan murid-muridnya.
Tak lama kemudian, …dengan lantangnya ia mengatakan kepada murid-muridnya “Ini adalah kitab bid’ah dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah, ini kitab yang tidak benar”.
Pendapat Abu Hasan disebabkan apa yang tertulis dalam kitab itu tidak diajarkan Rasulullah S.A.W ~ Kemudian , ia bergegas untuk menghadap penguasa setempat kala itu dan meminta izin dan dukungan untuk membakar kitab itu.
Penguasa menerima usulan Syaikh Abu Hasan, setelah semua ulama hadir memenuhi undangan penguasa~ dan Abu Hasan menunjukkan kitab itu sekaligus menjelaskan kelemahan beberapa isinya.
Berdasarkan kesepakatan, akhirnya diputuskan untuk membakar kitab Ihya Ulumuddin yang ada itu pada hari Jum’at ~ Namun sebelum peristiwa itu terjadi, pada malam jum’at Abu Hasan bermimpi.
Dalam mimpinya, ia memasuki sebuah masjid tempat ia belajar. Ia melihat sosok wajah seseorang bersinar, Ternyata seseorang itu adalah Rasulullah SAW, yang sedang duduk didampingi Abu Bakar r.a dan Umar Ibn Khatab r.a, sedangkan yang dihadapan beliau adalah Imam Ghazali.
“Inilah orang mencela kitab saya,dan bermaksud membakarnya”, ungkap Imam al-Ghazali. Kemudian ia menyerahkan kitab itu kepada Rasulullah sambil berkata, “ Ya Rasulullah , sudilah kiranya menelaah kitab ini. Apabila didalamnya terdapat kekeliruan, saya minta maaf dan aku akan bertobat, jika dalam kitab ini sesuai dengan sunnah, tolong adili kami berdua.”
Kemudian Rasulullah menerima kitab yang diserahkan. Beliau membuka juz pertama. Tatkala sampai pada aqaid (pembahasan tentang akidah), tertulis “Nabi yang ummi”, Rasulullah SAW tersenyum, Lalu Nabi SAW, bersabda, “Demi Allah, ini adalah kitab yang baik isinya”.
Rasulullah menyerahkan kitab itu kepada Abu Bakar dan menyetujuinya, Lalu Abu Bakar menyerahkan kepada Umar dan menyetujuinya. Keduanya berkata seperti apa yang dikatakan Rasulullah SAW.
Rasulullah memerintahkan agar Abu Hasan dicambuk sebanyak 25 kali, Namun Abu Bakar meminta keringanan “Ya,. Rasulullah ~ orang ini berbuat begini karena hati-hati dan hormat kepada sunnahmu”.
Akhirnya Syaikh Abu Hasan~hanya dicambuk 5 kali dan Imam Ghazali memaafkannya.
Anehnya, ketika Abu Hasan bangun tidur, merasakan sakit disekujur tubuhnya. Ia bertobat dan memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menjaga dengan baik kitab Ihya Ulumuddin dan tidak membakarnya, dan pagi hari itu juga melaporkannya kepada Penguasa dikala itu, tentang pengalaman dalam mimpinya.
Apa yang dilakukan Imam Ghazali adalah bentuk ijtihad. Setiap ijtihad belum tentu diajarkan Rasulullah dan apa yang TIDAK diajarkan Rasulullah belum tentu bid’ah.
Dari kisah nyata ini mudah-mudahan dapat diambil sebuah pelajaran, bahwa setiap perbedaan pendapat harus disikapi dengan meng-klarifikasinya.
Islam kaya dengan perbedaan-perbedaan~Bukan berarti perbedaan itu menjadi permusuhan, saling menjatuhkan dan mengajak seseorang untuk membencinya.
Wallahu ‘alam bishawwab.
Al Qur’an :
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat (Rahmat-rahmat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Gagah Perkasa Lagi Maha Bijaksana .
[QS.Luqman, ayat 27]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar